Minggu, 15 Juli 2012

Pengelolaan Karakter di Lingkungan Sekolah

Kita dalam bergaul atau pun sosialisasi baik di lingkungan rumah atau tempat kerja, sering  menghadapi berbagai karakter, salah satunya karakter negatif dan sering kita merasa putus asa untuk menghadapinya, untuk itu  perlu memahami seluk beluk karakter dan kepibadianya di lingkungan kita agar tetap kondusif. Berikut ini adalah karakter-karakter negatif yang akan kita jumpai di pada lingkungan sekolah di antaranya :

Tipe Locomotive
Seorang bertipe Locomotive cenderung untuk menyalurkan sikap negatifnya, mulai dari marah hingga frustrasi ke orang lain. Sikapnya cenderung autocratic atau diktator, memberi perintah atau bossy. Orang seperti ini menginginkan segala sesuatu berjalan sesuai dengan caranya, dan tidak mau mendengarkan opini dari orang lain.
Solusi menghadapi orang dengan tipe ini adalah jangan ikut emosional. Bicarakan pada atasan  mengenai bagaimana perilaku rekan kerja tersebut mempengaruhi kinerja Anda. Sampaikan bagaimana komunikasi seharusnya berjalan. Selain itu, kita juga harus tegas dengan orang tipe Locomotive ini.

Tipe Perfectionist
Seorang yang perfeksionis ingin mengerjakan semuanya dengan sempurna, dan standar itu tidak hanya diterapkan pada dirinya, melainkan kepada orang lain juga. Jadi, ketika sesuatu tidak sempurna, maka sikapnya jadi negatif. Bahkan, jika mendekati sempurna pun baginya tidak cukup.
kita mungkin pernah merasa menjadi karyawan yang berhasil mencatatkan kinerja sempurna, mencapai target tinggi, namun tidak dinilai bagus oleh atasan. Atasan kita ini mungkin termasuk kategori perfeksionis. Mereka beranggapan bahwa kinerja sempurna masih dapat dicapai, sehingga ia masih merasa tidak puas.
Masalahnya, mereka yang bertipe perfeksionis ini berpotensi mengakibatkan orang lain jadi tertekan untuk mengikuti standar sempurnanya. Oleh karena itu, Anda tidak perlu mengambil serius kata-katanya. Yang penting, Anda berhasil mencapai kinerja yang baik sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan, meskipun tidak sempurna.

Tipe Ice Person
Ice Person adalah orang yang sangat tidak menyukai perubahan, sekecil apapun itu. Ketika terjadi perubahan, maka sikapnya negatif. Ia tidak mengekspresikan secara langsung pendapatnya yang menentang perubahan, hanya saja ia tidak akan ikut mengimplementasikan jika ada perubahan.Mereka yang bertipe Ice Person lebih suka status quo, karena itu merupakan comfort zone bagi mereka.
Solusi menghadapi orang seperti ini adalah melibatkan orang ini langsung dengan perubahan, supaya tingkat penolakan mereka berkurang. Tujuannya adalah dengan membiasakan mereka terhadap perubahan, dan supaya mereka melihat bahwa perubahan ini menuju ke sesuatu yang lebih baik. Trik lainnya adalah perkenalkan perubahan secara bertahap dan perlahan, jangan tiba-tiba.

Tipe Not-My-Job
Orang dengan tipe Not-My-Job ini menyalurkan energi negatif dengan menolak aktivitas, tugas, atau pekerjaan apapun yang tidak termasuk dalam job description mereka. Bahkan, mereka menolak untuk melakukan aktivitas-aktivitas sederhana seperti mengangkat telepon, ataupun dimintai tolong sedikit.
Biasanya, ini terjadi pada orang yang punya suatu ketidakpuasan dalam pekerjaannya, entah itu masalah kompensasi, masalah relationship di kantor, hingga masalah perkembangan diri. Oleh karena itu, solusinya mungkin Anda bisa memberikan training ataupun perkembangan yang sesuai dengan keinginannya. Namun, untuk memastika akar permasalahan Anda perlu berdiskusi langsung dengannya.

Tipe Rumormonger
Orang bertipe Rumormonger menyebarkan sikap negative dengan menyebarkan rumor dan gossip, karena dengan demikian ia merasa bahwa dirinya penting. Ia makin merasa penting jika cerita yang dibuat atau disebarnya semakin luas dan memperoleh respon dari orang lain. Rumor yang sering ditiupkannya antara lain terkait dengan manajer senior, gaji orang lain, gosip guru, dan lainnya.
Solusi yang terbaik menghadapi orang seperti ini adalah dengan menyediakan fakta dan informasi yang dibutuhkan orang lain. Misalnya, di kantor Anda sedang bertiup gosip guru atau kepsek, maka segera lakukan klarifikasi, supaya mereka tidak punya alasan untuk mendengarkan si rumor ini.

Tipe Pessimist
Seorang yang bertipe Pessimist memandang dunia ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Ia merasa bahwa dunia selalu membalikkan badan terhadapnya. Apapun yang terjadi, sebagaimana baiknya, ia tetap memandang segala sesuatu dari kacamata negatif. Misalnya, seorang karyawan yang memperoleh promosi, namun ia bukannya senang, malah tertekan karena memandangnya sebagai beban pekerjaan yang semakin berat.
Solusi menghadapi orang bertipe Pessimist ini memang cukup sulit, karena sulit mengubah sikap yang sudah tertanam kuat dalam diri seseorang, bahkan sudah menjadi karakter. Kita harus terus berfokus untuk membiasakannya selalu memandang sesuatu secara positif. Ini tidak bisa dilakukan secara singkat, melainkan harus berulang-ulang kali, sehingga secara bertahap sikap pesimisnya kian memudar.

Tipe Uncommited
Seorang yang bertipe Uncommited tidak pernah melakukan pekerjaannya dengan serius, sehingga seringkali menjadi hambatan bagi orang lain yang bekerja dengannya. Baginya, pekerjaan adalah prioritas yang belakangan, sehingga ia melakukan pekerjaannya seminimal mungkin. Tidak ada tekad kuat dalam dirinya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Akibatnya, ketika deadline maka rekan kerja dan tim yang kelimpungan, dan seringkali pekerjaan tim tertunda karena dia.
Untuk mengatasinya, maka Anda harus mengklarifikasi secara terus menerus mengenai tujuan, standard an ekspektasi yang diharapkan terhadap si Uncommited ini. Orang seperti ini juga membutuhkan control yang baik terhadap progress dari pekerjaannya.

Tipe Criticizer
Ketika kita merasa sedang kreatif menyalurkan ide-ide yang bermunculan di kepala, mungkin Anda akan menghadapi seorang Criticizer yang kerjanya selalu mengkritik. Seorang criticizer selalu berusaha untuk menyatakan ketidaksetujuan terhadap apapun yang kita sampaikan. Ia akan mencoba mencari-cari kesalahan dan kekurangan, tanpa memberikan feedback yang positif.
Seorang criticizer biasanya hanya focus pada mengkritik, namun kritiknya tidak terlalu spesifik, dan seringkali tidak rasional. Oleh karena itu, kita bisa menantang seorang criticizer untuk berdebat mengenai contoh, fakta ataupun argumen yang mendukung ketidaksetujuan mereka. Biasanya, ia akan kesulitan dalam mengkritik kita, karena kritiknya tidak mendasar. Jika kita punya argument yang kuat, maka tentunya tidak akan jadi masalah bagi kita

Tipe Crybaby
Crybaby adalah tipe orang yang terus mengeluh jika hal yang diinginkannya tidak terjadi, atau sesuatu tidak berjalan seperti rencananya. Jika ia bilang A, maka orang lain harus melakukan A dengan tepat. Jika tidak, maka ia akan langsung bersikap negatif, seperti menggerutu, mengeluh bahkan mengurung diri sendiri. Seorang crybaby tidak bisa bekerja dalam tekanan yang kuat, ia merasa seluruh dunia melawan dirinya.
Seorang crybaby membutuhkan lingkungan kerja yang positif, oleh karena itu jangan pernah bosan untuk memberikan dorongan kepadanya. Seorang crybaby membutuhkan motivasi secara konsisten. Mereka juga tidak bisa bekerja dalam tekanan yang tinggi, oleh karena itu jangan memberi tuntutan yang terlalu besar.

Tipe Sacrificer
Seorang sacrificer adalah orang yang datang paling pagi, namun pulang paling larut malam. Ia bersedia untuk menyelesaikan pekerjaan apapun yang Anda minta kepadanya. Hanya saja, sebenarnya ia sendiri mengeluh dan tidak mengerjakannya dengan sepenuh hati. Biasanya, orang seperti ini punya masalah pribadi, dan menjadikan pekerjaan sebagai tempat pelariannya. Masalah utamanya adalah ia merasa bahwa dia punya kontribusi yang besar, namun kurang dihargai.
Menghadapi orang seperti ini, maka Anda harus rajin memberikan feedback yang positif, terutama mengenai penghargaan kita terhadap kontribusi dan kerja kerasnya. Hal ini penting, karena orang seperti ini butuh pengakuan dan penghargaan supaya sikapnya positif.

Tipe Self-Castigator
Seorang dengan tipe Self-Castigator adalah orang yang kecewa terhadap dirinya sendiri, sehingga sikapnya kemudian negative. Ia kecewa terhadap kondisi yang dihadapinya, mulai dari penampilan, status social dan ekonomi, pendidikan, karir, hingga kinerjanya. Orang seperti ini punya persepsi yang rendah terhadap dirinya sendiri. Jika sesuatu berjalan tidak lancar, maka ia akan menganggap bahwa itu adalah kesalahannya.
Orang dengan tipe self-castigator membutuhkan semangat dari sekitarnya. Kepercayaan dirinya perlu ditingkatkan. Seandainya terjadi masalah dan dia merasa paling bertanggung jawab padahal tidak, tunjukkan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa masalahnya bukan dari dia.
Sekian karakter negatif  yang kita temui di lingkungan sekolah tempat kita bekerja. semua ini dilakukan  agar kita behati-hati dalam berinteraksi. selanjutnya kita merasa nyaman dan aman dalam menjalankan aktifitas kita di lingkungan sekolah. mudah-mudahna  bermanfaat

Referensi :
Buku Managing Workplace Negativity karya Gary Topchik.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Risman Munajat Note's - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz