Artikel ini membahas pembelajaran
matematika di SD (Sekolah Dasar) tentang pengukuran luas dari
obyek-obyek yang menarik disekitar siswa dengan satuan tidak baku.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan media/alat peraga yang diyakini
dapat memberikan kesenangan dan pemahaman kepada siswa karena dilakukan
dengan percobaan-percobaan baik secara kelompok maupun individu.
Pembelajaran dengan menggunakan
media/alat peraga sangat membantu terciptanya pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu: menyenangkan, konstektual dan
bermakna melalui langkah pembelajaran untuk mengamati, menanya,
eksperimen/penemuan, mengolah informasi dan menyimpulkan hasil yang
sesuai dengan tujuan.
1. Pengertian konsep dasar luas
Luas suatu bangun adalah
banyaknya satuan luas yang dapat digunakan untuk menutupi secara rapat
(tanpa bertumpuk) bangun tersebut
Konsep dasar luas ini merupakan
pijakan dalam kegiatan pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh guru.
Siswa dalam kelompok dapat melakukan percobaan-percobaan untuk dapat
mengambil kesimpulan apa yang telah dilakukan.
2. Pengukuran luas dengan satuan tidak baku
Satuan tidak baku untuk mengukur
luas suatu daerah dapat berupa ubin: segienam beraturan, segitiga
samasisi, persegipanjang. Dengan demikian satuan luas tidak baku yang
dimaksud adalah satuan luas yang belum dibakukan. Sedangkan satuan luas
baku adalah satuan luas yang sudah dibakukan secara internasional.
Misal: meter persegi (m2), hektometer persegi (hm2) atau hektar (ha).
Pengalaman belajar siswa tentang
pengukuran luas suatu daerah dapat dimulai dengan mengukur luas
menggunakan satuan tidak baku. Satuan tidak baku yang digunakan harus
sesuai dengan benda yang akan diukur luasnya. Pada kegiatan pembelajaran
pengukuran luas suatu daerah ini penekanan yang harus diperhatikan oleh
guru adalah:
- benda yang diukur menarik dan ada disekitar siswa
- satuan ukuran luas tidak baku yang dipilih harus tepat dan sesuai benda/obyek yang diukur.
- cara mengukur yaitu dimulai dari ujung benda sampai ujung yang lain dengan menempatkan satuan ukuran rapat, berjejer dan tidak saling menumpuk
- hasil dari pengukuran tergantung satuan luas yang digunakan
Pada awal kegiatan untuk penanaman konsep, yang perlu diperhatikan adalah:
- sediakan banyaknya satuan luas yang digunakan sesuai dengan luas obyek.
- hasil pengukuran adalah banyaknya satuan luas yang rapat, berjejer dan tidak bertumpuk pada obyek.
Pada awal pembelajaran guru dapat
mempersiapkan bangun persegipanjang dengan satuan tidak baku yang
berbentuk lingkaran, ellip dan persegi. Masing-masing kelompok memdapat
tugas dengan ukuran bangun dan ukuran satuan yang berbeda, namun bangun
yang diukur harus dapat ditempati dengan satuan ukuran dengan tepat.
Berikut ini diberikan contoh 3 bangun persegipanjang yang luasnya sama
diukur dengan satuan yang berbeda.
Contoh bangun persegipanjang yang diukur menggunakan satuan segitiga siku-siku
Bangun persegipanjang diukur dengan satuan lingkaran menjadi sebagai berikut ini.Setelah diamati ada bagian-bagian dari bangun yang tidak tertutup rapat oleh lingkaran.
Contoh bangun persegipanjang yang diukur menggunakan satuan ellip
Bangun persegipanjang diukur dengan satuan ellip menjadi sebagai berikut ini.
Setelah diamati ada bagian-bagian dari bangun yang tidak tertutup rapat oleh ellip.
Contoh bangun persegipanjang yang diukur menggunakan satuan persegi
Bangun persegipanjang diukur dengan satuan persegi menjadi sebagai berikut ini.
Setelah diamati bangun persegipanjang tertutup rapat oleh satuan persegi
Dari obyek yang luasnya sama bila diukur dengan satuan luas yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda.
Pada akhir kegiatan siswa dalam diskusi kelas dapat menyimpulkan bahwa:
- suatu benda yang luasnya sama bila diukur dengan menggunakan satuan yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda.
- bila kita menginginkan memperoleh hasil yang sama untuk mengukur suatu obyek maka diperlukan satuan luas yang sama.
- diperlukan satuan baku untuk mengukur luas suatu bangun yang berbentuk persegi misalkan cm2 yaitu suatu persegi yang sisi-sisinya berukuran 1 cm.
1 dm2= 100 cm2, 1 m2= 100 dm2= 10.000 cm2 dan seterusnya
3. Pengukuran luas bangun datar tidak teratur
Pada dasarnya dalam melakukan
pengukuran, orang sering melakukan pembulatan, sebab kegiatan mengukur
sebenarnya tidak pernah tepat. Istilah ketepatan dalam pengukuran lebih
diartikan sebagai ketelitian dalam melakukan pengukuran. Pengukuran
dengan satuan yang lebih kecil akan menghasilkan kesalahan yang lebih
kecil pula. Sehingga untuk meningkatkan ketelitian dalam mengukur
dilakukan dengan cara memperkecil satuan pengukurnya.
Mulai kelas II siswa diajak
mengukur luas bangun tidak teratur dengan menggunakan satuan luas petak
persegi. Kegiatan pembelajaran dari materi ini dapat menggunakan lembar
kerja siswa. Gunakan gambar yang bentuknya agak semetri agar anak tidak
begitu sulit dalam menghitung banyaknya satuan luas yang menutupi bangun
yang diukur. Bangun-bangun yang diukur hendaknya sederhana dan menarik
bagi siswa. Contoh: menghitung luas bangun kepala kucing.
Guru membimbing siswa untuk menghitung
bagian-bagian yang utuh dengan cara memberi nomor. Sedangkan
bagian-bagian yang tidak utuh dapat digabungkan dengan cara memberi
warna yang sama untuk bagian-bagian yang dianggap/diperkirakan luasnya
mendekati utuh, kemudian diberi nomor. Jadi luas bangun kepala kucing
merupakan penjumlahan dari bagian yang utuh dan gabungan bagian-bagian
yang tidak utuh, yaitu 10 petak persegi.
Pada akhir kegiatan ini diharapkan siswa
dapat memahami bahwa sesungguhnya bagian yang tidak utuh yang lebih
dari atau separo dihitung utuh, sedangkan yang kurang tidak dihitung
karena sudah digabungkan dengan yang lebih dari separo
0 komentar:
Posting Komentar