Berpikir
adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak
bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari
sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan
kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek
tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran
kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.
Berpikir
juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang
dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan,
merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan,
menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan,
menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis
dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang
ada, menimbang, dan memutuskan.
Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide untuk membantu seseorang berpikir.
Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
1. Berpikir asosiatif,
yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain.
Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau
diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis
berpikir asosiatif:
a. Asosiasi
bebas: Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada
batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide
tentang restoran dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan
atau hal lainnya.
b. sosiasi
terkontrol: Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam
batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan
merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya,
mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal
lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas,
mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan
sebagainya.
c. Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
d. Mimpi:
ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada
waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun,
tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
e. Berpikir
artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran
sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa
menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman
dalam mencipta karya-karya seninya.
2. Berpikir terarah,
yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan
pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam
berpikir terarah, yaitu:
a. Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
b. Berpikir
kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara
berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem
baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya.
Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.
Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan:
Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.
Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan:
1) Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.
2) Strategi detailistis: di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.
BPROSES BERFIKIR
Simbol-simbol
yang digunakan dalam berfikir pada umumnya adalah berupa kata-kata atau
bahasa (language). Karena itu sering dikemukakan, bahwa bahasa dan
berfikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia dapat
menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia
dapat berpikir dengan begitu sempurna. Apabila dibandingkan dengan
makhluk lain, sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh
(powerful) dalam proses berpikir, namun bahasa bukan satu-satunya alat
yang dapat digunakan dalam proses berpikir. Sebab masih ada lagi yang
dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image). Untuk menjelaskan
hal ini diberikan contoh, sebagai berikut bayangkan bahwa anda ada di
suatu tempat di sudut kota misalnya Bulaksumur, dan anda diminta datang
di kraton. Dalam kaitan ini anda akan menggunakan gambaran atau bayangan
kota Yogyakarta. Khususnya yang berkaitan dengan Bulaksumur dan kraton
dan menentukan jalan-jalan mana saja yang akan ditempuh untuk berangkat
dari Bulaksumur sampai di kraton. Jadi disini kita menggunakan gambaran
dan tayangan (image) yang merupakan visual map atau juga disebut
cognitive map yang memberi gambaran yang dihadapi. Biasanya seseorang
memasuki suatu kota atau tempat yang baru akan memperoleh gambaran
tentang kota atau tempat yang baru itu dan ini memberikan gambaran
kepada orang yang bersangkutan atau memberi visual map atau cognitive
map ini yang sering disebut non verbal thinking demikian juga apabila
orang berfikir menggunakan skema-skema tertentu atau gambar-gambar
tertentu dalam klasifikasi tersebut.
Walaupun
berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau bayangan-bayangan
atau image. Namun sebagian terbesar dalam berpikir orang menggunakan
bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya karena bahasa merupakan ada
alat yang penting dalam berpikir. Maka sering dikemukakan bila seorang
itu berpikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.
Proses-proses manakah yang dilalui selama kita berpikir? Diantara proses yang dilalui adalah:
1. Pembentukan pengertian,
artinya dari satu masalah, pikiran kita membuang ciri-ciri tambahan
yang membingungkan, misalnya hal yang menghambat pada diri kita untuk
berpikir sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis (yang tidak harus ada
pada masalah ini).
2. Pembentukan pendapat, artinya pikiran kita menghubungkan atau menceraikan beberapa pengertian yang menjadi tanda khas dari masalah itu.
3. Pembentukan keputusan, artinya pikiran kita menggabungkan pendapat-pendapat tersebut.
4. Pembentukan kesimpulan,
artinya pikiran kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang
lain. Proses pertama dalam berpikir ialah: pembentukan pengertian.
C. KONSEP DALAM BERPIKIR
Seperti
yang dipaparkan di depan tadi yaitu mengenai proses berpikir tadi, di
dalam berpikir ada sebuah konsep yang menggunakan simbol-simbol atau
gambaran-gambaran, kata-kata, pengertian-pengertian, yang ada dalam
ingatan khususnya ingatan yang berkaitan dengan long term memory.
Pengertian atau konsep merupakan konstruksi kejadian, misalnya,
pengertian manusia, marah, segi tiga belajar, dan sebagainya. Dengan
kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian memungkinkan
manusia untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan. Yang merah dan
yang bukan merah, dapat menggolongkan manusia dan bukan manusia dan
demikian juga yang lain. karena itu konsep atau pengertian merupakan
alat (tool) yang baik atau cepat (convenient) dalam berpikir atau
problem solving.
Dalam pengertian atau konsep didapati beberapa macam konsep yaitu:
1. Konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang sederhana.
2. Konsep-konsep
yang komplek. Pengertian sederhana merupakan pengertian yang dibatasi
oleh ciri-ciri atau atribut tunggal misalnya marah. Namun justru banyak
pengertian atau konsep yang menggunakan dalam berpikir dibatasi oleh
ciri yang tidak tunggal. Ini yang dimaksud dengan konsep komplek di
samping itu ada yang disebut dengan konsep konjugatif, konsep ini
merupakan konsep yang dibtasi adanya kaitan (joint) dua atau lebih sifat
atau ciri yang membentuk konsep tersebut. misalnya zebra merupakan
binatang menyusui seperti kuda, tetapi loreng. Konsep disjungtif
merupakan konsep yang dibatasi dengan tiap ciri atau sifat yang membawa
obyek dalam kelas dari konsep. Misalnya transport dapat kuda, dapat
truk, dapat becak dan sebagainya. di samping itu juga ada konsep
relational, yaitu konsep atau pengertian yang mempunyai pengertian yang
mempunyai kaitan dengan pengertian yang lain. dalam keadaan sehari-hari,
misalnya lebih besar dari, lebih berat dari, lebih kurang dari dan
sebagainya
D. PROBLEM SOLVING
Apa
yang dimaksud dengan problem. Problem solving ini timbul apabila ada
perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan yang lain dalam rangka
untuk mencapai tujuan. Atau juga sering dikemukakan apabila ada
kesenjangan antara satu dengan yang lain. Contoh: di muka menggambarkan
adanya problem yang harus dipecahkan oleh seorang mahasiswa yang
mendapatkan tugas dari dosennya! Mahasiswa yang mendapat problem itu
akan berpikir untuk mencari pemecahannya, dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa dalam problem solving itu adalah directed, yaitu
mencari pemecahan dan dipicu untuk mencapai pemecahnya tersebut.
Dalam
mencari pemecahan terhadap problem solving itu ada kaidah atau aturan
(rules) yang akan membawa seseorang kepada pemecahan masalah tersebut.
aturan ini akan memberikan petunjuk untuk memecahkan masalah banyak
aturan atau kaidah dalam memecahkan masalah. Ada dua hal yang pokok
yaitu aturan atau kaidah alogaritma dan horistik.
1. Alogaritma
merupakan suatu perangkat aturan, dan apabila aturan ini diikuti dengan
benar, maka akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalahnya.
Misalnya: Apabila seseorang harus mengalikan dua bilangan, maka apabila
orang yang bersangkutan mengikuti aturan dalam hal perkalian dengan
benar akan ada jaminan orang tersebut memperoleh hasil pemecahan
misalnya. Namun dengan demikian banyak persoalan yang dihadapi oleh
seseorang tidak dikenal aturan alogaritma, tetapi dikenal aturan atau
kaidah horistik yaitu merupakan strategi yang biasanya didasarkan atas
pengalaman dalam menghadapi masalah yang mengarah pada pemecahan
masalahnya, tetapi tidak memberikan jaminan akan kesuksesan
2. Strategi
umum horistik dalam menghadapi masalah, yaitu bahwa masalah tersebut
dianalisis atau dipecah-pecah menjadi masalah-masalah yang lebih kecil.
Dalam rangka pemecahan masalah itu apabila diamati, akan terdapat adanya perbedaan dalam langkah-langkah yang diambil dari individu satu dengan individu yang lain. Ada yang segera mengambil langkah jikalau perintah itu ada dan dimengerti, dan mencoba-coba hingga sampai cara yang benar. Namun juga ada yang tidak mengambil tindakan, tetapi memerlukan kemungkinan-kemungkinan yang ada berkaitan dengan pemecahan masalahnya. Sebelum mengambil tindakan secara kongkrit.
Satu dengan yang lain dalam kaitan dengan ini ada pendapat yang berbeda satu dengan yang lain dalam kaitannya dengan problem solving ini, faktor apa yang berperan didalamnya? Pendapat yang berbeda terdapat pada pendapat yang behavioristik berhadapan dengan pandangan dari kalangan gasltalt masing-masing pihak mengajukan pendapat dengan argumentasi sendiri-sendiri dengan hasil percobaannya masing-masing.
Dalam rangka pemecahan masalah itu apabila diamati, akan terdapat adanya perbedaan dalam langkah-langkah yang diambil dari individu satu dengan individu yang lain. Ada yang segera mengambil langkah jikalau perintah itu ada dan dimengerti, dan mencoba-coba hingga sampai cara yang benar. Namun juga ada yang tidak mengambil tindakan, tetapi memerlukan kemungkinan-kemungkinan yang ada berkaitan dengan pemecahan masalahnya. Sebelum mengambil tindakan secara kongkrit.
Satu dengan yang lain dalam kaitan dengan ini ada pendapat yang berbeda satu dengan yang lain dalam kaitannya dengan problem solving ini, faktor apa yang berperan didalamnya? Pendapat yang berbeda terdapat pada pendapat yang behavioristik berhadapan dengan pandangan dari kalangan gasltalt masing-masing pihak mengajukan pendapat dengan argumentasi sendiri-sendiri dengan hasil percobaannya masing-masing.
E. BERPIKIR KREATIF
Setelah
dipaparkan di depan tadi mengenai problem solving. Seseorang atau
organisme mencari pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Namun di
dalam berpikir orang akan dapat menemukan sesuatu yang baru, yang
sebelumnya mungkin terdapat, hal ini dapat dijumpai misalnya dalam diri
seseorang menulis cerita, ataupun pada seorang ilmuwan ataupun pada
bidang-bidang lain itu yang sering berkaitan dengan berpikir kreatif
(creative thinking) dengan berpikir kreatif orang akan menciptakan
sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut secara
tiba-tiba. Ini yang berkaitan dengan insight. Sebenarnya apa yang
dipikirkan itu telah berlangsung namun belum memperoleh sesuatu
pemecahan, dan masalah itu tidak hilang sama sekali, akan tetapi harus
berlangsung dalam jiwa seseorang yang pada suatu waktu memperoleh
pemecahannya.
Adapun macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
Adapun macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
1. Berpikir
secara asosiatif yaitu proses berpikir dimana sesuatu ide merangsang
timbulnya ide lain jalan pikiran, dalam proses berpikir asosiatif tidak
ditentukan atau diarahkan sebelumnya. Jadi ide-ide timbul secara bebas.
Jenis-jenis berpikir asosiatif adalah:
a. Asosiatif
bebas satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal apa
saja tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makanan dapat merangsang
timbulnya ide tentang warung, atau restoran, dapur ataupun juga anak
yang belum sampai diberi makan atau apa saja.
b. Asosiatif
terkontrol, satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain
dalam batas-batas tertentu. Misalnya ide tentang “membeli mobil”, akan
merangsang ide-ide lain tentang harganya, atau pajaknya, atau
pemeliharaannya, atau mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang
ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas,
polisi lalu lintas, mertua yang sering meminjam barang-barang, piutang
yang belum ditagih dan sebagainya.
c. Melamun: yaitu mengkhayalkan bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
d. Mimpi:
Ide-ide tentang berbagai hal, yang timbul secara tidak disadari pada
waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu bangun,
tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
e. Berpikir
artistik: Yaitu proses berpikir yang sangat subyektif. Jalan pikiran
sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa
menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman
dalam menciptakan karya-karya seninya.
2. Berpikir
terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelum dan
diarahkan kepada sesuatu, biasanya diarahkan kepada pemecahannya
persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:
a. Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemilihan terhadap suatu keadaan.
b. Berpikir
kreatif, yaitu berpikir untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara
berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem
baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya.
Dalam berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan “buku” adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan dicetaki huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara lain adalah angka-angka dan simbol-simbol matematika, simbol-simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, noot musik, mata uang dan sebagainya.
Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk dapat mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum dalam pemecahan persoalan:
Dalam berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan “buku” adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan dicetaki huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara lain adalah angka-angka dan simbol-simbol matematika, simbol-simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, noot musik, mata uang dan sebagainya.
Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk dapat mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum dalam pemecahan persoalan:
1) Strategi menyeluruh, disini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba dipecahkan dalam rangka keseluruhan itu.
2) Strategi
detailistis, disini persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan
dicoba dipecahkan bagian demi bagian. Dalam strategi yang pertama,
sering kali dapat dilihat hal-hal yang sama pada beberapa bagian
sehingga dapat diatasi sekaligus. Dengan demikian, cara ini lebih
efisien dan lebih cepat, dan terutama berguna kalau waktunya terbatas.
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
a) Set,
cara pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan
pada persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul: set). Padahal belum
tentu persoalan yang berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang
demikian itu. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan, terutama
kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah setnya.
b) Sempitnya
pandangan, sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat
satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu
ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak
melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan menemui kegagalan.
Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya pandangan orang
tersebut, sehingga ia tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan
jalan keluar.
0 komentar:
Posting Komentar