Proses Pembentukan Tanah
Proses
terbentuknya tanah tidak lain karena adanya proses pelapukan. mulai
dari batuan, daun, kayu, dan masih banyak lagi. Batuan dapat menjadi
tanah karena pelapukan. Batuan akan mengalami pelapukan disebabkan oleh
beberapa faktor,
diantaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Faktor cuaca misalnya suhu
dan
curah hujan. Pelapukan yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Pelapukan karena faktor
makhluk hidup misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh
makhluk hidup dinamakan pelapukan
biologi.
1.
Pelapukan
fisika
Pelapukan
fisika disebabkan oleh berbagai faktor alam. Faktor alam itu antara lain:
angin, air, perubahan suhu, dan gelombang laut. Angin akan mengakibatkan batuan
mengalami erosi. Erosi batuan mengakibatkan terjadinya padang pasir. Perubahan suhu dapat mengakibatkan pelapukan
batuan. Jika suhu panas batu akan mengembang dan jika suhu dingin batu akan
menyusut kembali. Perubahan ini terjadi terus menerus antara sianga dan malam
yang lama kelamaan dapat membuat abtuan itu pecah.
Batuan
yang terkena air terus menerus juga akan retak dan pecah. Sebagai contoh
gelombang laut yang menghantam batu karang secara terus – menerus mengakibatkan
batuan tersebut terkikis sedikit demi sedikit.
2.
Pelapukan
biologi
Pelapukan
biologi diakibatkan oleh tumbuhan atau lumut yang menempel di permukaan batuan
akan menimbulkan lubang – lubang pada batuan tempatakarnya melekat. Lubang –
lubang ini lama – kelamaan bertambah besar dan banyak. Yang akan mengakibatkan batuan tersebut hancur.
3.
Pelapukan
kimia
Pelapukan
kimia merupakan proses penghancuran batuan dengan mengubah susunan kimia batuan
yang terlapukan. Pelapukan kimia juga biasa disebut dekomposisi. Pelapukan
kimia dibedakan menjadi dua, yaitu
a.
Proses
oksidasi
Proses
oksidasi merupakan proses pelapukan oleh zat oksigen. Misalnya besi karatan,
ini disebabkan karena besi bereaksi dengan oksigen .
b.
Proses
hidrolisis
Proses hidrolisis
adalah proses pelapukan oleh air. Ini banyak terjadi di daerah kapur. Batu
kapur akan bereaksi dengan air kemudian akan meleleh membentuk endapan. Seperti
stalagmite dan stalagtit, goa-goa kapur, dll
Humus berasal dari pembusukan hewan atau tumbuhan yang telah mati. Proses pembusukan ini dibantu oleh hewan-hewan yang hidup di tanah, misalnya cacing tanah. Cacing tanah ini memakan sampah-sampah yang ada di permukaan tanah. Pembusukan itu menghasilkan bahan-bahan organik. Sampah-sampah yang tidak dimakan oleh hewan-hewan ini, akan diuraikan oleh jamur.
Lapisan tanah yang terakhir atau paling bawah yaitu bahan induk tanah. Bahan induk tanah merupakan lapisan tanah yang terdiri atas bahan-bahan asli hasil pelapukan batuan. Lapisan ini disebut lapisan tanah asli karena tidak tercampur dengan hasil pelapukan dari batuan lain. Biasanya lapisan tanah ini warnanya sama dengan warna batuan asalnya.
Dilihat dari ukuran, bentuk, dan warnanya butiran tanah berbeda-beda. Ada yang butirannya terasa kasar pada jari-jari tangan dan ada yang halus. Ada yang warnanya gelap dan ada yang agak terang. Tanah yang kita tempati sekarang ini terdiri atas berbagai macam bahan padat. Bahan padat ini berasal dari serpihan-serpihan batuan hasil pelapukan. Bahan padat lainnya berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau sampah yang telah membusuk dan hancur.
Menurut butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri atas batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, serta debu. Batu kerikil merupakan penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir berukuran lebih kecil daripada kerikil. Butiran lumpur lebih kecil daripada pasir dan bercampur dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil daripada butiran lumpur. Butiran tanah yang paling kecil adalah debu. Butiran debu ini sangat halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin. Penyusun tanah sangat erat kaitannya dengan daya peresapan air. Tanah yang mengandung banyak debu atau butiran-butiran tanah liat sukar dilalui air. Sebaliknya, tanah yang mengandung banyak pasir mudah dilalui air.
Bahan-bahan pembentuk tanah dapat berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat lainnya. Demikian juga dengan jenis-jenis tanah. Jenis tanah juga dapat berbeda di setiap tempat. Hal ini tergantung pada jenis batuan yang mengalami pelapukan di tempat itu. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi tanah berhumus, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah berkapur.
a. Tanah Berhumus
b. Tanah BerpasirSpoiler :Tanah humus berada di lapisan atas, berwarna gelap dan bersifat gembur. Tanah humus terbentuk dari pembusukkan tumbuhan. Tanah humus banyak terdapat di hutan tropis. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.
c. Tanah LiatSpoiler :Tanah berpasir mudah dilalui air atau bersifat porous dan mengandung sedikit bahan organik. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Pada umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur karena mengandung sedikit humus tetapi jenis tanah ini cocok digunakan sebagai bahan bangunan. Namun, ada tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung berapi. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara.
Tanah liat atau lempung sangat sulit dilalui air. Tanah lempung terdiri atas butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah liat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan gerabah.
d. Tanah Berkapur
Tanah ini terbentuk dari pelapukan bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu, tanah berkapur tidak begitu subur. Tanah ini cocok untuk ditanami pohon jati.
e. Tanah Gambut
Tanah gambut terbentuk di daerah rawa-rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, serta bertekstur basah dan lunak. Tanah gambut kurang subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.
f. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik banyak terdapat di lereng gunung. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah vulkanik bersifat sangat subur sehingga sangat baik untuk pertanian.
g. TanahPodzolik
h. Tanah AluvialTanah podzolik mudah ditemukan di daerah pegunungan yang bercurah hujan tinggi dan beriklim sedang. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan yang banyak mengandung kuarsa sehingga tanah podzolik berwarna kecoklatan. Tanah podzolik kurang subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.
i. Tanah LateritTanah aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa oleh air hujan ke dataran rendah. Tanah aluvial bersifat sangat subur sehingga cocok untuk pertanian.
Tanah laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemerah-merahan dan tidak subur karena tidak mengandung humus.
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang
berbedabeda pula. Tanah yang subur baik untuk bercocok tanam. Kerikil
dan pasir dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Tanah liat digunakan
sebagai bahan pembuatan gerabah, batu bata, genting, dan benda kerajinan
lain. Jenis-jenis tanah penting kita ketahui terutama jika akan
bercocok tanam. Jenis tanah menentukan tingkat penyerapan air, kandungan
0 komentar:
Posting Komentar