A.
Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan mengajar guru adalah seperangkat
kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman
seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
B.
Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru
Ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang berperan
dalam kualitas pembelajaran, diantaranya :
1.
KETERAMPILAN BERTANYA
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah
bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang
yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Keterampilan bertanya di bedakan atas :
- Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
- Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi. (Uzer Usman, 2010:74)
a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
·
Jelas dan mudah dimengerti oleh
siswa
·
Berikan informasi yang cukup untuk
menjawab pertanyaan
·
Difokuskan pada suatu masalah atau
tugas tertentu
·
Berikan waktu yang cukup kepada anak
untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan
·
Bagikanlah semua pertanyaan kepada
seluruh murid secara merata
·
Berikan respon yang ramah dan
menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
·
Tuntunlah jawaban siswa sehingga
mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
b. Jenis-jenis pertanyaan yang baik
·
Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1)
Pertanyaan permintaan (compliance question),
2) Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4) Pertanyaan menggali (probing question).
2) Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4) Pertanyaan menggali (probing question).
·
Jenis pertanyaan menurut Taksonomi
Bloom
1)
Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
2) Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3) Pertanyaan penerapan (application question),
4) Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
2) Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3) Pertanyaan penerapan (application question),
4) Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
c.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
·
Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu
menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima
jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan
posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
·
Kebiasaan yang perlu dihindari.
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu
menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika
menerima jawaban siswa. Guru harus menghindari kebiasaan seperti
:
:
1)
Menjawab pertanyaan sendiri,
2) Mengulang jawaban siswa,
3) Mengulang pertanyaan sendiri,
4) Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
6) Mengajukan pertanyaan ganda.
2) Mengulang jawaban siswa,
3) Mengulang pertanyaan sendiri,
4) Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
6) Mengajukan pertanyaan ganda.
2.
KETERAMPILAN MEMPEBERIKAN PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk
respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a). Jenis-jenis
Penguatan
- Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
- Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh (partial).
3.
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai
proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga
kelompok atau komponen, yaitu :
- Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
- Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
- Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
4.
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan
yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik
dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan.
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan
menjelaskan terbagi dua, yaitu :
a. Merencanakan, mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi
yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
b. Penyajian suatu penjelasan,
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5.
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Komponen keterampilan membuka pelajaran
meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui
berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang
akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa
Sedangkan menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran
itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Komponen keterampilan menutup
pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum
inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi
6.
KETEAMPILAM MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan
untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina
kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi
1.
memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi
2. memperluas masalah atau urutan pendapat
3. menganalisis pandangan siswa
4. meningkatkan urunan pikir siswa
5. menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. menutup diskusi
2. memperluas masalah atau urutan pendapat
3. menganalisis pandangan siswa
4. meningkatkan urunan pikir siswa
5. menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. menutup diskusi
7.
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal pada proses belajar
mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa,
atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu
diperhatikan komponen-komponen keterampilan, antara lain:
- Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member perhatian, memusatkan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur dan member penguatan.
- Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
8.
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas,
yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih
akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR BACAAN
Hamalik,
O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaefudin, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.
S.Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaefudin, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.
S.Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar