Iklim organisasi di sekolah merupakan sesuatu yang penting
karena dapat menjembatani praktik-praktik
pengelolaan sumber daya manusia dan produktivitasnya. Perubahan iklim yang
terjadi di sekolah pada gilirannya akan
mempengaruhi motivasi kinerja dan perilaku karyawan di sekolah dalam mencapai target yang akan
dicapai.
Secara definisi Iklim organisasi memiliki
banyak definisi. Namun demikian untuk memudahkan dan menyamakan
persepsi maka definisi iklim organiasi menurut Davis dan Newstrom
(2001:25) adalah kepribadian sebuah
organisasi yang membedakan dengan organisasi lainnya yang mengarah pada
persepsi masing-masing anggota dalam memandang organisasi.
2. Pendekatan Iklim Organisasi di
sekolah
James
dan Jones (Toulson dan Smith 1994:455) membagi iklim organisasi di sekolah dalam tiga pendekatan, yaitu:
a. Multiple measurement – organizational approach
Pendekatan
ini memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian karakteristik
deskriptif dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu: relatif tetap
selama periode tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan organisasi
lainnya, serta mempengaruhi perilaku orang yang berada dalam organisasi
tersebut. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi adalah ukuran, struktur,
kompleksitas sistem, gaya kepemimpinan, dan arah tujuan
organisasi.
b. Perseptual measurement –
organizational attribute approach
Pendekatan
ini juga memandang iklim organisasi sebagai atribut organisasi, tetapi
pendekatan ini lebih menekankan penggunaan pengukuran persepsi daripada
pengukuran secara obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi.
c. Perseptual
measurement – individual approach
Pendekatan
ini memandang iklim sebagai serangkaian ringkasan atau persepsi global yang
mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata dalam organisasi dan
persepsi terhadap kejadian tersebut. Pendekatan ini menekankan pada atribut
organisasi yang nyata ke sebuah ringkasan dari persepsi individu. Dengan
pendekatan ini, variabel intervensi yang disebabkan oleh kejadian-kejadian baik
yang dialami oleh individu maupun organisasi dapat mempengaruhi perilaku
individu-individu tersebut. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat berlaku
sebagai variabel bebas maupun terikat.
3. INDIKATOR IKLIM ORGANISASI
Menurut Litwin dan Stringer (Toulson dan Smith 1994:457), Iklim organisasi di sekolah dapat diukur melalui lima dimensi, yaitu:
Menurut Litwin dan Stringer (Toulson dan Smith 1994:457), Iklim organisasi di sekolah dapat diukur melalui lima dimensi, yaitu:
1.
Tanggung
Jawab (Responsibility)
Tanggung
jawab (responsibility) adalah perasaan menjadi pimpinan bagi diri sendiri,
tidak selalu harus mengecek ulang semua keputusan yang diambil, ketika karyawan
mendapat suatu pekerjaan, karyawan yang bersangkutan mengetahui bahwa itu
adalah pekerjaannya (Toulson & Smith, 1994:457). Tanggung jawab adalah
kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima (Flippo, 1996:103) atau
tingkatan sejauh mana anggota organisasi bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang dibebankan (Cherrington, 1996:560). Tanggung jawab berhubungan dengan
delegasi, Handoko (2000:224) menyatakan bahwa delegasi dapat didefinisikan
sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk
menjalankan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses dimana para
manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor
kepadanya.
2.
Identitas (Identity)
Identitas (identity) adalah perasaaan
memiliki (sense of belonging) terhadap perusahaan dan diterima dalam kelompok
(Toulson & Smith, 1994:457).
3.
Kehangatan(warmth)
Kehangatan adalah perasaan terhadap
suasana kerja yang bersahabat dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan atau
persahabatan dalam kelompok yang informal, serta hubungan yang baik antar rekan
kerja, penekanan pada pengaruh persahabatan dan kelompok sosial yang informal
(Toulson & Smith, 1994:457).
4.
Dukungan (support)
Dukungan (adalah hal-hal yang terkait
dengan dukungan dan hubungan antar sesama rekan kerja yaitu perasaan saling
menolong antara manajer dan karyawan, lebih ditekankan pada dukungan yang
saling membutuhkan antara atasan dan bawahan (Toulson & Smith, 1994:457).
5. Konflik
(conflict)
Konflik merupakan situasi terjadi
pertentangan atau perbedaan pendapat antara bawahan dengan pimpinan dan bawahan
dengan bawahan. Ditekankan pada kondisi dimana manajer dan para pekerja mau
mendengarkan pendapat yang berbeda. Kedua belah pihak bersedia menempatan
masalah secara terbuka dan mencari solusinya daripada menghindarinya (Toulson
& Smith,1994:457).
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKLIM ORGANISASI DI SEKOLAH
Menurut
Higgins (1994:477-478) ada empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi
di sekolah , yaitu :
a. Manajer/pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang
diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal,
seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi
terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi
imbalan, gaya komunikasi, cara-cara
yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan,
interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian
pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan
akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
b. Tingkah
laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim
melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan
yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi
karyawan memainkan bagian penting dalam membentuk iklim. Cara seseorang
berkomunikasi menentukan tingkat sukses
atau gagalnya hubungan antar manusia. Berdasarkan gaya normal seseorang dalam
hidup atau mengatur sesuatu, dapat menambahnya menjadi iklim yang positif atau
dapat juga menguranginya menjadi negatif.
c.
Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada
kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang
seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok
berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada
kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan
minat.
d.
Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi iklim pada organisasi
tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi iklim.
Contohnya dalam perekonomian dengan inflasi yang tinggi, organisasi berada
dalam tekanan untuk memberikan peningkatan keuntungan sekurang-kurangnya sama
dengan tingkat inflasi. Seandainya pemerintah telah menetapkan aturan tentang
pemberian upah dan harga yang dapat membatasi peningkatan keuntungan, karyawan
mungkin menjadi tidak senang dan bisa keluar untuk mendapatkan pekerjaan pada
perusahaan lain. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan
memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang
besar, sehingga hasilnya iklim menjadi lebih positif
0 komentar:
Posting Komentar